Aku belajar membenci apa yang kau cintai
Diposkan oleh
Dee
di
11:52 PM
Timun suri buah memiliki nama latin Curcumis Lativus ini buah yang paling eksis
ketika ramadhan tiba. Sepanjang jalan dari kantor menuju rumah buah itu selalu
bertengger manis di rak rak penjual buah. Ya bentuknya yang mirip dengan labu
namun memiliki tekstur yang sangat lembut. Timun suri sendiri merupakan
pasangan yang cocok untuk sirup ditambah es batu lengkap dan komplit. efeknya
untuk perut selain efek kenyang namun konon katanya timun suri ini mampu
memberikan efek dingin di perut. Bisa jadi iya bisa jadi nda saya sendiri
kurang paham.
Timun suri ini bukan timun mas apalagi
acar timun (makin jauh) melecengnya. Buah ini merupakan buah kesukaan alm nenek
saya semasa hidupnya. Seti ap hari di bulan ramadhan buah ini selalu masuk dalam
barisan sayur mayur di laci bawah lemari es dirumah. Namun tahun ini berbeda
tidak ada lagi buah itu di rumah saya. saya sepaham dengan mama kami tidak
ingin membeli nya bukan karena kami tidak suka tapi jika melihat dan membeli timun suri dirumah
mengingatkan akan alm nenek saya. saya mulai belajar membeci apa yang dulu
sering saya belikan atau apapun itu untuk nenek saya. Tmun suri,sate ayam,mie
ayam,martabak ketan item, dan masih banyak lainnya. semenjak genap 10 januari
2015 dia pergi meninggalkan kami saya tidak pernah sekalipun membeli sate ayam
di tempat biasa. Masih teringat jelas ketika saya keluar kota dan mama menelpon
saya sekedar menanyakan dimana tempat saya membeli sate ayam untuk alm nenek
saya. Karena nenek saya kekeuh tidak mau memakan sate ayam yang dibelikan
sepupu saya pada saat itu. Beliau berkata "ini beda sate ayam yang biasa
dyah beliin" dia paham betul tektur dan kuah kacangnya.
Ah nek, saya rindu!!
Saya dan mama khusunya bukan tidak rela
atau iklas beliau pergi. hanya saja untuk saat-saat tertentu tetiba kenangan
akan beliau hadir ya seperti saat bulan ramadhan kali ini. Biasanya kita
habisakna waktu bertiga ataun berlima dengan adik saya sekarang saya hanya
dengan mama dan ponakan kecil. Rumah ini sepi tak ada lagi teguran malam ketika
saya asik kerja di kamar tetiba beliau masuk dan melongok sambil berkata
"belum tidur? sudah malam" itu selalu tiap malam ketika beliau
terjaga dan melihat lampu kamar saya masih menyala. Belum lagi beliau selalu
tak pernah bisa tidur tenang ketika saya belum pulang dan menampakan diri
dirumah. Beliau selalu terjaga dan menyuruh mama untuk menelpon sayaa agar segera pulang.
Boleh aku bilang? kalau
Aku Rindu!!!!!!
DIsini bukan saya tidak iklhas saya hanya
sedang rindu dengan beliau. Saat
ramadhan dimana saya menghabiskan sebagian besar hari saya dirumah dan sekarang
ada yang hilang,ada yang kurang. ALunan ayat-ayat alquaran yang selalu saya
dengar di seperampat malam kini tak terdengar. Senyuamanmu yang selalu tertawa
dan tak pernah marah ketika aku goda atau bercadaa. Saat-saat buka puasa
bersama beliau selalu di sediakan teh manis hangat dengan kolak dan pasti es
timun suri. Tak ada lagi keceriaan saya ketika sibuk memepersiapkan buka puasa
dirumah dan selalu beliau recokin dengan perintah-perintah kecil yang harus dan
wajib dikerjaakan saat itu juga semisal menyampu kamarnya atau sekedar
mengambil kan tisu dari depan TV.
Boleh ya saya rindu, Kadang rindu tak perlu berbalas
seperti saaat ini, Rinduku aku sampaikan lewat doa untuk beliau pasti. hanya
saat ini saya ingin bercerita tentang apa yang saya rasa tentang berartinya
beliau untuk saya. Tentang sebagian diri saya yang pergi ketika beliiau pergi
dan hilangnya doa dan berkah dari ALLAH lewat beliau.
Nek,Tahun ini ramadhan berbeda tanpamu
nek maafkan saya dan mama ya nek untuk saat ini belajar membenci apa yang kamu
suka dahulu. Bukan karena alasan apapun hanya karena ingin mencoba membiasakan
tanpamu walau masih dan pasti akan teringat di suatu seketika.
0 komentar:
Post a Comment